BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi
berasal dari kata “bio” dan “teknologi” yang dapat diartikan sebagai penggunaan
organisme atau sistem hidup untuk memecahkan suatu masalah atau untuk
menghasilkan produk yang berguna.
Sedangkan bioteknologi dalam
bidang pangan merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi dan lainnya) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan bahan pangan. Maka bioteknologi pangan dapat diartikan
solusi bioteknologi dibidang pangan, sejak dari mempersiapkan bahan sampai
dengan pengolahannya menjadi produk siap olah maupun siap hidang.
Secara
garis besar kegiatan bioteknologi dalam bidang pangan meliputi :
1.
Teknologi
sel mikroba, untuk produksi pangan terfermentasi dan aditif pangan.
Berbagai
jenis mikroorganisme bersifat menguntungkan dan berguna untuk produksi bahan
pangan manusia. Teknologi sel mikroba sudah diaplikasikan dibidang pangan
beberapa abad yang lalu. Tujuan dari tekniologi sel mikroba ini adalah untuk
pengawetan pangan yang menghasilkan berbagi jenis pangan terfermentasi seperti
dadih (yoghurt dan keju), tauco, tape dan sebagainya. Sedangkan teknologi
mikrobial yang bertujuan untuk menghasilkan bahan kimia (sekaligus bahan
pangan) adalah produksi etanol oleh khamir dan proses lanjutannya untuk
mengahasilkan cuka (asam asetat) oleh bakteri. Pada awal abad ke II ditemukan
teknologi produksi gliserol oleh khamir yang diransang oleh kebutuhan untuk
memproduksi dinamit. Berbagai macam asam dan enzim sudah dapat dihasilkan
dengan bantuan mikroba ini. Bahkan sederetan bahan kimia lain yang telah dapat
diproduksi secara mikrobial. Mikroba sudah terbukti merupakan agen biologis
yang sangat potensial untuk mengahsilkan berbegai jenis zat kimia. Banyak
diantaranya merupakan bahan aditif pangan. Teknologi produksi aditif pangan
secara mikrobial dilandasi oleh teknik manipulasi metabolisme agar zat yang
dikehendaki terakumulasi dan dikeluarkan dari dalam sel. Teknik manipulasi
metabolisme ini diperoleh dari mutasi konvensional seperti radiasi dengan sinar
X, UV, Gamma dan penggunaan mutagen kimia, maupun mutasi modern melalui
rekayasa geneticMikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain.
Mikroorganisme juga dimanfaatkan sebagai penghasil bahan pangan yang berprotein tinggi, atau dikenal sebagai protein sel tunggal (PST). Kelebihan mikroorganisme sebagai penghasil protein adalah mudah dibudidayakan, pertumbuhannya sangat cepat, dan kadar proteinnya sangat tinggi yaitu dapat mencapai 80%. Bandingkan dengan protein pada biji kedelai yang kadarnya sekitar 45%. Contoh organisme penghasil PST adalah ganggang Chlorella dan Spirulina.
Aneka produk makanan memanfaatkan jasa mikroorganisme dalam pengolahannya. Peranan mikroorganisme dalam pengolahan makanan ini adalah mengubah bahan makanan menjadi bentuk lain, sehingga nilai gizinya lebih tinggi, zat gizi lebih mudah diserap dan dimanfaatkan, serta mempunyai cita rasa yang lebih menarik. Mengenal sifat dan cara hidup mikroorganisme juga akan sangat bermanfaat dalam perbaikan teknologi pembuatan makanan.
2. JENIS-JENIS MIKROORGANISME YANG DIMANFAATKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUK PANGAN
NO | BAHAN PANGAN | MIKROORGANISME | GOLONGAN | PRODUK |
1 | SUSU | Lactobacillus bulgaricus Streptococcus termophillus Streptococcus lactis Panicillium requiforti Propioni bacterium Lactobacillus casei lactobacillus acidophilus |
Bakteri Bakteri Bakteri Jamur Bakteri Bakteri Bakteri |
Yoghurt Yoghurt Mentega Keju Keju Swiss Susu asam Yoghurt |
2 | KEDELAI | Rhizopus oligosporus Rhizopus stoloniferus Rhizopus oryzae Aspergillus oryzae Aspergillus wentii |
Jamur Jamur Jamur Jamur Jamur |
Tempe Tempe Tempe Kecap Kecap |
3 | KACANG TANAH | Neurospora sitophyla Neurospora crassa |
Jamur Jamur |
Oncom |
4 | BERAS | Saccharomyces cereviseae Endomycopsis fibulegera |
Jamur Jamur |
Tape Ketan |
5 | SINGKONG | Saccharomyces elipsoides Endomycopsis fibulegera |
Jamur Jamur |
Tape Singkong |
6 | AIR KELAPA | Acetobacter xylinum | Bakteri | Nata De Coco |
7 | Tepung Gandum | Saccharomyces elipsoides | Jamur | Roti |
8 | KUBIS | Enterobacter sp. | Bakteri | Asinan |
9 | Padi-paian atau Umbi-umbian | Saccharomyces cereviseae Saccharomyces caelsbergensis |
Jamur | Minuman Beralkohol |
10 | MIKROORGANISME | Spirulina Chlorella |
Alga bersel satu | Protein Sel Tunggal |
11 | Sawi Hijau | Bakteri asam laktat. | Bakteri | Sayur Asin |
12 | Biji Kopi | Erwinia dissolvens | Kopi |
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang
Pangan
Peran bioteknologi, khusunya
pemanfaatan mikroba dalam bidang pangan, telah cukup luas dikenal masyarakat.
Dengan mudah, kita dapat menemukan makanan dan minuman hasil fermentasi
mikroba. Adapun manfaat bioteknologi dalam bidang pangan adalah sebagai berikut
:
1. Menghasilkan produk makanan yang
bergizi tinggi. Contohnya: tempe, roti dan nata de coco.
2. Menghasilkan produk makanan dan
minuman hasil fermentasi alkohol. Contohnya: tapai, bir dan wine.
3. Menghasilkan produk makanan dan
minuman hasil fermentasi Asam. Contohnya: yoghurt, keju, sauerkraut dan pikel
(acar).
4. Menghasilkan produk bahan penyedap.
Contohnya: tauco, kecap, terasi, dan cuka.
Sedangkan masalah dari adanya
bioteknologi dalam bidang pangan adalah munculnya penyakit biotipe baru dari
produk bioteknologi pangan.
Produk Bioteknologi dalam Bidang Pangan
Secara garis besar, produk
bioteknologi dalam bidang pangan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu
sebagai berikut :
1.
Produk makanan bergizi tinggi
a.
Tempe
Salah
satu contoh makanan bergizi tinggi hasil bioteknologi adalah tempe. Tempe
merupakan makanan tradisional masyarakat Indonesia yang sudsah dikenal sejak
dulu. Tempe dibuat dengan memanfaatkan jamur genus Rhizopus, seperti R.
stoloniferus, R. oligosporus, dan
R. oryzae. Tempe memiliki beberapa keungulan, yaitu bergizi tinggi dan
mudah dicerna. Hal itu disebabkan selama proses fermentasi, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease
yang mampu mendegradasi protein menjadi asam amino dan juga menghasilkan enzim
lipase yang menguraikan lemak menjadi asam lemak. Baik asam amino maupun asam
lemak merupakan senyawa sederhana yang langsung dapat diserap oleh tubuh.
b. Oncom
Oncom terbuat dari ampas
tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora sitophila. Jamur ini
dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami.
Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama
proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan dinding sel
ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa.Fermentasi ini juga menyebabkan
terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap.
c.
Roti
Roti juga termasuk
makanan produk bioteknologi yang bergizi tinggi. Roti dibuat dengan cara
fermentasi oleh ragi atau yeast. Dalam pembuatan roti, produk fermentasi yang
diperlukan hanyalah karbon dioksida. Karbon dioksida membentuk
gelembung-gelembung udara dalam adonan roti. Gelembung-gelembung udara tersebut
menjadi roti bertekstur ringan atau berongga-rongga. Adonan roti terdiri atas
campuran tepung terigu, garam, lemak, air dan yeast. Yeast tidak memiliki enzim
untuk memecah amilum yang terdapat didalam tepung, tetapi penambahan air
mengaktifkan enzim amilase yang ada didalam tepung terigu. Selanjutnya, enzim
amylase memecah amilum menjadi gula dan gula difermentasi menjadi alcohol serta
karbon dioksida oleh yeast.
d.
Nata de coco
Nata de coco merupakan produk fermentasi air kelapa oleh
bakteri Acetobacter xylinum. Nata
sebenarnya adalah polisakarida (selulosa) yang disintesis bakteri tersebut
selama proses fermentasi berlangsung. Biosintesis selulosa ini menggunakan
sumber gula yang berasal dari medium air kelapa, yaitu glukosa dan fruktosa.
2.
Produk makanan dan minuman hasil
fermentasi alkohol
a.
Tapai
Tapai merupakan makanan beralkohol yang memiliki rasa khas
dengan kandungan alkohol 3-5 %. Untuk membuat tapai digunakan ragi tapai. Pada
ragi tapai terdapat berbagai mikroorganisme, umumnya dari kelompok jamur dan
khamir (yeast). Pada saat fermentasi tapai terjadi proses sakarifikasi pati
(amilum) oleh enzim amilase yang dihasilkan oleh jamur, kemudian dilanjutkan
dengan fermentasi alkohol oleh khamir.
b.
Bir
Bir dibuat dari tumbuhan barley (sejenis gandum). Pada umumnya
yeast yang digunakan dalam pembuatan bir adalah Saccharomyces cerevisiae dan S.
carlsbergensis. Enzim-enzim yang terdapat didalam yeast mengubah maltosa
dalam biji barley menjadi glukosa.
Fermentasi bir umumnya memakan waktu 5-14 hari, bergantung pada jenis bir dan
hasil pengubahan gula menjadi alcohol, yaitu 3-5 % larutan.
c. Minuman anggur atau wine
Minuman
anggur atau wine terbuat dari sari buah anggur yang juga difermentasikan
oleh khamir Saccharomyces cerevisiae.
Jenis minuman anggur yang dihasilkaan bergantung pada jenis buah anggur yang
digunakan, proses fermentasi, dan cara penyimpanannya. Rasa dan aroma anggur
bergantung pada asam-asam organik dan senyawa-senyawa aromatik organik yang
terdapat didalam sari buah anggur dan proses fermentasi. Minuman anggur umumnya
mengandung alkohol dengan kadar 10-15 %.
3.
Produk makanan dan minuman hasil
fermentasi asam
a.
Yoghurt
Bakteri
asam laktat yang digunakan untuk pembuatan yogurt adalah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus
lactis, dan Streptococcus
thermophilus. Bakteri-bakteri tersebut mengubah gula susu (laktosa) menjadi
asam laktat. Kondisi asam menyebabkan susu mengalami penggumpalan menjadi dadih
susu. Dadih susu terbentuk selama fermentasi oleh bakteri asam laktat.
Pembuatan yoghurt dan keju bergantung pada proses penggumpalan susu tersebut.
b. Keju
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan
memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus
bulgarius dan Streptococcus
thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam
laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk
membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya.
Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung renin untuk
menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang
harus dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim
tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak
menjadi asam amino. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan
pemampatannya besar. Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya makin
tinggi sehingga cita rasanya makin tajam.
c.
Sauerkraut dan pikel (acar)
Bakteri asam laktat yang digunakan
untuk fermentasi sayur-sayuran dan biji-bijian dalam pembuatan sauerkraut dan
pikel (acar) adalah Lactobacillus casei,
Lactobacillus brevis, Lactobacillus cremoris. Makanan yang difermentasikan
oleh bakteri asam laktat, selain menjadi awet juga memiliki cita rasa yang khas
dan mutu gizinya lebih baik.
4.
Produk bahan penyedap
a.
Tauco
Tauco merupakan produk fermentasi
biji kedelai oleh kapang, khamir, ataupun bakteri. Pada pembuatan tauco
tserdapat dua tahap proses fermentasi yaitu fermentasi tahap pertama dilakukan
oleh kapang, seperti pada pembuatan tempe. Dan fermentasi tahap kedua dilakukan
oleh bakteri atau khamir yang halotoleran dalam larutan garam. Mikroorganisme
yang terlibat dalam pembuatan tauco, antara lain Aspergillus oryzae, Rhizopus oligosporus, Laktobacillus delbruckii,
Hansenulla sp., Zygosaccharomyces
soyae.
b.
Kecap
Kecap merupakan bahan penyedap hasil fermentasi biji
kedelai. Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi kecap, antara lain Aspergillus oryzae, Aspergillus soyae, bakteri
asam laktat homofermentatif (Laktobacillus),
dan khamir halotoleran. Peran bakteri asam laktat adalah membentuk rasa dan
aroma kecap yang khas. Enzim terpenting yang dihasilkan selama pembuatan kecap
adalah enzim protease.
c.
Terasi
Terasi merupakan produk fermentasi
dari udang atau ikaan menjadi bentuk pasta berwarna merah kecokelatan dan
beraroma khas. Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi terasi, antara
lain Bacillus, Pediococcus,
Lactobacillus, Brevibacterium, dan Corynebacterium.
d.
Cuka
Cuka merupakan bahan penyedap hasil
oksidasi etanol oleh bakteri Acetobacter.
C2H5OH +
O2 CH3COOH + H2O +
Energi
Etanol Oksigen
Asam cuka Air
Etanol
itu sendiri dapat berasal dari bir, anggur, atau sari buah apel. Cuka bersifat
sangat asam sehingga sebelum digunakan harus diencerkan dulu dengan air.